Tidak adil
Manusia selalu tidak adil. Dia lebih selalu takut dengan keadaan yang serba pahit, sedih & kecewa. Tetapi dia tidak pernah sedih dengan kesenangan, populariti & kejayaan yang diraihnya. Apalagi jika manusia yang tidak pernah bahagia ketika mendapat kesedihan.
Allah Azza wa Jalla berfirman: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) . Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (Al-Anbiya: 35)
Manusia yang cerdik & bijak adalah manusia yang mampu menafsirkan keadaan sulit & pahit, menjadi suatu proses kematangan menuju kebahagiaan. Tidak ada manusia yang berjaya tanpa halangan. Sebaliknya, manusia kerdil & jumud adalah manusia yang gelisah dengan adanya halangan, kepahitan & kegagalan. Allah Azza wa Jalla berfirman lagi:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar(Al-Baqarah: 155)
Dua jenis manusia
Ingatlah saudaraku semua, ada 2 kelompok manusia dalam hal mereka menghadapi kegagalan:
1. Manusia yang selalu tersenyum dalam keadaan apa pun, termasuk ketika dihinggapi kegagalan. Kerana menangis, meratap, apalagi melempiaskan dengan cara merosak tidak akan menciptakan keberhasilan, kecuali hanya akan melipat gandakan kesedihan yang sudah terjadi.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu".(Al- Fushilat: 30)
2. Manusia yang dalam menghadapi kegagalan akan sangat reaktif, emosional, seakan-akan dunia sudah kiamat saat itu juga. Dia merasa jika kegagalan tidak segera dipamerkan dengan kekesalan, amukan atau makian, maka selamanya dia akan merasa menyesal seperti tiada harapan lagi di esok hari.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?( Al-Munafiqun: 4)
Kemampuan
Berbahagialah ketika selama hidupnya manusia selalu dihadapkan dengan halangan. Kerana, janji Tuhan, Dia tidak akan memberikan kesulitan di luar batas kemampuan manusia itu sendiri. Kesulitan hidup, pahitnya hidup sepatutnya menjadi sarana menuju martabat yang lebih tinggi. Hanya dengan "mendaki" lebih tinggi dan lebih tinggi lagilah, manusia akan mampu memahami hakikat kehidupan yang luas ini.smiley-laughing
Allah Azza wa Jalla berfirman lagi:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir". (QS; Al-Baqarah:286)
Dua Jalan
Nah, sekarang sudah terbentang 2 jalan di hadapan kita. Jalan manakah yang menuju kembali kepada-Nya dan jalan manakah yang akan membawa kita jauh dari-Nya? Ia adalah pilihan kita.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya
قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا
sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu,
وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا
dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS ;Asy-Syams:8- 10)
Optimislah!!
waAllahua'lam. .-diubah suai dari mukaddimah buku Optimislah by Amru Khalid